REKAYASA GENETIKA DI ABAD MODERN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu
Alamiah Dasar
Dosen
pengampu Ilham Mashuri
Disusun
Oleh:
FADHILA KHUSMA AZIZ (931330714)
DIMAS WAHYU ADHAMA P. (931331714)
MEGA LESTARI (931332414)
PROGRAM
STUDI EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN
SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT berkat rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat
serta salam kami curahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW. Adapun tujuan dari makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan
pemikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1.
Dosen mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar, yang telah memberi ilmu dan pengarahan dalam makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu
yang telah memberikan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3.
Sahabat-sahabat
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sebagai balasan
atas amal baik dari semua pihak yang telah disebutkan di atas.
Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang
kami miliki, kami mohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan di hati
bapak dosen dan juga pembaca. Saran dan kritik sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Kediri, 24 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan dalam bidang rekayasa genetika mengalami
perkembangan yang luar biasa. Perkembangannya diharapkan mampu memberikan
solusi atas berbagai permasalahan baik dari segi sandang, pangan maupun papan
yang secara konvensional tidak mampu memberikan kontribusi yang maksimal.
Adanya produk hasil rekayasa tanaman memiliki tujuan untuk mengatasi kelaparan,
defisiensi nutrisi, peningkatan produktivitas tanaman, ketahanan terhadap
cekaman lingkungan yang ekstrem dan lain-lain.
Penerapan rekayasa genetika telah memasuki perangkat terpenting
bagi makhluk hidup yakni gen sehingga tumbuhan atau hewan yang dihasilkan dari
rekayasa genetika ini diharapkan memiliki sifat-sifat yang unggul, yang berbeda
dari tanaman atau hewan aslinya. Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat
mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri serta setiap makhluk hidup yang
berada di lingkungan kita, kita sebagai manusia tidak hidup autonom dan
terinsolir dari makhluk hidup lain di sekitar kita tapi kita menjalin ekosistem
dengan mereka. Karena itu karena kita harus mengetahui sifat-sifat menurun
dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan.
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika
untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana pengertian
dari Rekayasa Genetika?
2.
Bagaimana sejarah
Rekayasa Genetika?
3.
Apa saja
macam-macam Rekayasa Genetika?
4.
Apa saja manfaat
Rekayasa Genetika?
5.
Apakah tujuan
dari Rekayasa Genetika?
6.
Bagaimana dampak
Rekayasa Genetika dalam kehidupan?
7.
Dalam bidang apa
saja penerapan dari Rekayasa Genetika?
8.
Bagaimana
pandangan Islam mengenai Rekayasa Genetika?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
pengertian dari Rekayasa Genetika.
2.
Untuk mengetahui
sejarah Rekayasa Genetika.
3.
Untuk mengetahui
macam-macam Rekayasa Genetika.
4.
Untuk mengetahui
manfaat dari Rekayasa Genetika.
5.
Untuk mengetahui
tujuan dari adanya Rekayasa Genetika.
6.
Untuk mengetahui
dampak-dampak yang ditimbulkan dari Rekayasa Genetika.
7.
Untuk mengetahui
berbagai bidang penerapan dari Rekayasa Genetika.
8.
Untuk mengetahui
pandangan Islam terhadap Rekayasa Genetika.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Rekayasa Genetika
Menurut Weismann, seorang ilmuan biologi dalam rekayasa genetika,
yang dimaksud rekayasa adalah sebuah teknologi untuk menciptakan organisme baru
dengan ketentuan-ketentuan genetik yang direncanakan. Tujuan teknologi ini
adalah untuk memindahkan gen-gen yang baik sehingga diperoleh spesies yang kita
inginkan, seperti tahan terhadap penyakit tertentu, dan sebagainya.[1]
Genetika adalah
ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu faktor yang menentukan sifat suatu
organisme. Proses kehidupan secara biologi merupakan proses metabolisme yang
berlangsung di dalam sel. Di dalam genetika dipelajari struktur, proses
pembentukan dan pewarisan gen, serta mekanisme ekspresinya dalam pengendalian
sifat organisme. Di dalam genetika juga dipelajari perubahan struktur atau
mutasi gen dan pengaruh terhadap keragaman hayati.[2]
Rekayasa genetika (Inggris: genetic engineering) dalam arti paling luas
adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui
seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan.
Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan
yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk
mengubah susunan genetik dalam kromosom atau
mengubah sistem ekspresi
genetik
yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.[3]
2. Sejarah Rekayasa
Genetika
Hukum tentang hereditas baru ditemukan pada
tahun 1900, yaitu berdasarkan rumusan hipotesis yang dikemukakan oleh Gregor Mendel (1882-1884), seorang
biarawan Autria. Mendel dianggap berjasa besar dalam mengembangkan
prinsip-prinsip dasar genetika modern sehingga ia dikenal sebagai Bapak Genetika.
Mendel melakukan eksperimen persilangan
tanaman kacang ercis (Pisium sativum). Eksperimen
tersebut ia lakukan sejak tahun 1857 hingga 1865. Berdasarkan eksperimen Mendel
menyusun suatu rumusan tentang hereditas, meskipun saat itu belum diterima di
masyarakat. Namun, setelah bermunculannya temuan-temuan baru, seperti temuan
asam nukleat (1870), kromosom sebagai pembawa faktor genetika (1883), dan
meiosis (1887), temuan tentang hereditas oleh Mendel barulah diterima. Artinya,
temuan Mendel tersebut baru diakui setelah 16 tahun setelah kematiannya.[4]
Secara garis besar perkembangan genetika dapat
dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum Mendel, kemudian masa genetika
Mendel yang dimulai dengan ditemukannya konsep gen oleh Mendel, dan yang
terakhir ialah periode eksplorasi genetika yang dimulai dengan berkembangnya
teknik molekular. Perkembangan akhir genetika telah membawa manusia ke era rekayasa genetik dan bioteknologi.[5]
3. Macam-macam
Rekayasa Genetika
Ada
beberapa macam rekayasa
genetika di
antaranya adalah rekombinasi DNA, fusi sel, dan transfer inti.
a.
Rekombinasi DNA
Hal yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk
hidup adalah jika terjadi proses reproduksi secara seksual yang normal, maka
akan terjadi pemisahan dan penggabungan kembali molekul-molekul DNA dari
kromosom. Teknik pemisahan dan penggabungan ini dijadikan oleh ilmuwan untuk
lebih dikembangkan. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai struktur DNA yang
sama, untuk itulah DNA dari satu spesies dapat disambungkan dengan DNA dari spesies
yang lain, dengan tujuan agar mendapatkan sifat yang baru. Proses penyambungan
ini dikenal dengan nama rekombinasi DNA dalam rekayasa genetika.
Berikut ini produk-produk yang telah berhasil dalam
rekombinasi gen:
1) Pembuatan
Insulin
Saat
ini banyak sekali orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes
mellitus). Penderita diabetes akan mengalami kekurangan hormone insulin. Para
ilmuwan telah berhasil mengatasi penyakit ini dengan cara gen penghasil insulin
manusia diambil dari DNA sel manusia, yaitu dengan memotong DNA sel
manusia
dengan menggunakan enzim pemotong. Gen yang menghasilkan insulin ini akan
disambungkan pada plasmid bakteri Escherichia coli. Hasil sambungan ini
kemudian dimasukkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri
tersebut sudah mengandung gen insulin manusia.
Spesies
ini dipelihara dalam tempat yang khusus untuk dikembangbiakkan dengan tujuan
agar dapat memproduksi insulin manusia. Selanjutnya, produk tersebut ditampung
sebagai obat bagi penderita diabtes mellitus.
Rekombinasi
gen dalam pembuatan insulin ini memiliki keunggulan, yaitu insulin yang
dihasilkan lebih murni karena mengandung protein manusia sehingga insulin ini
bisa diterima oleh tubuh manusia, biaya lebih murah dibandingkan dengan
pembuatan insulin menggunakan gen pankreas hewan, prosesnya dapat dihentikan
sampai kapan pun karena bakteri dapat disimpan sampai diperlukan lagi.
2) Pembuatan
Vaksin Hepatitis
Saat
ini vaksin hepatitis sudah tersedia, sehingga anak-anak maupun orang dewasa
dianjurkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis. Hepatitis merupakan penyakit
hati yang disebabkan oleh virus.
Virus terdiri atas selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung protein
ini dimasukkan dalam tubuh manusia, maka tubuh akan membentuk antibodi sehingga
tubuh dapat menangkal virus yang masuk.
Saat
ini sudah berhasil diisolasi gen yang menghasilkan selubung protein tanpa
menghasilkan DNA-nya. Caranya hampir sama dengan pembuatan insulin, yaitu gen
tersebut dimasukkan ke dalam sel ragi Saccharomyces sehingga sel ragi ini akan
menghasilkan protein virus yang tidak berbahaya bagi tubuh kita. Jika protein
tersebut disuntikkan ke dalam tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi,
akibatnya orang yang disuntik akan kebal dari serangan virus hepatitis.
b.
Teknologi
Hibridoma (Fusi Sel)
Teknologi
hibridoma dikenal dengan fusi sel merupakan proses rekayasa genetika, yaitu
peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung
gen-gen dari kedua sel asli. Sel yang dihasilkan dari fusi ini dinamakan
hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker).
Hibridoma
ini sering digunakan untuk memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan. Apabila sel-sel sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini akan
menghasilkan protein yang sangat baik. Misalnya, antibodi monoklonal dapat
digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tes kehamilan, dan mengobati kanker.
Berikut
ini contoh dari keberhasilan dari fusi sel :
1)
Fusi Sel
Manusia dengan Sel Tikus
Sel
limfosit manusia mampu menghasilkan antibodi, tetapi jika dikultur dan
dipelihara proses pembelahannya sangat lambat.
Sel
manusia tersebut difusikan dengan sel kanker tikus dengan tujuan dapat membelah
dengan cepat karena sel tikus mengandung mieloma yang mempunyai kemampuan untuk
membelah dengan cepat. Hibridoma yang terbentuk akan mendapatkan antibodi
(sifat sel manusia) dan mampu untuk membelah dengan cepat (sifat sel kanker
tikus).
2)
Fusi Sel Tomat
dan Kentang
Fusi
sel tumbuhan sering disebut dengan fusi protoplasma karena dalam fusi sel
antartumbuhan ini dinding sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa harus
dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu, maka tinggallah protoplasma untuk
difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman baru yang berbuah tomat dan
berumbi kentang.
c.
Transfer Inti
(Kloning)
Transfer
inti merupakan salah satu proses rekayasa genetika yang memindahkan inti sel
tubuh ke dalam sel telur tanpa inti, sehingga sel telur tersebut akan membelah
diri dan menjadi embrio. Transfer inti sebenarnya adalah kloning inti. Transfer
inti pertama kali dilakukan oleh John Guardon yang dicobakan pada katak. Pada
mulanya ovum pada katak dirusak intinya dengan radiasi, kemudian dimasukkan sel
inti tubuh lainnya, yaitu sel somatik usus katak lainnya, maka akan tumbuh
zigot baru dan akan tumbuh menjadi katak. Proses ini merupakan reproduksi
paraseksual karena bukan merupakan reproduksi seksual dan aseksual.
Keberhasilan
transfer inti adalah dilakukannya kloning domba ‘Dolly’. Inti sel tubuh yang diambil dari jaringan kelenjar susu domba
bermuka putih, sedangkan ovumnya diambilkan dari domba betina yang bermuka
hitam yang intinya telah dirusak sehingga menjadi ovum tak berinti.
Selanjutnya, inti sel tubuh domba muka putih dimasukkan ke dalam ovum domba
muka hitam dan dipelihara sampai mencapai tahap blastula, kemudian dimasukkan
ke dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya akan lahirlah domba Dolly.[6]
4.
Manfaat
Rekayasa Genetika
Rekayasa
genetika dalam bentuk yang sekarang telah sekitar selama sekitar 25 tahun. Hal
ini juga menjadi topik yang sangat diperdebatkan secara luas dari awal tahun
1970-an. Ada banyak konsekuensi sosial yang berkaitan dengan rekayasa genetika,
yang membuat keseluruhan risiko atau penilaian manfaat yang sangat rumit.
Manfaat rekayasa genetika di bidang masing-masing disebutkan di bawah ini:
a. Kloning Manusia
Hampir setiap hari, ilmuwan membuat terobosan baru
di bidang rekayasa manusia. Mamalia telah berhasil dikloning dan proyek genom
manusia telah selesai. Hal ini mendorong para ilmuwan di seluruh dunia untuk
penelitian berbagai aspek yang berbeda dari rekayasa genetika manusia.
Penelitian-penelitian telah memungkinkan pemahaman yang lebih baik DNA dan perannya
dalam kedokteran, farmakologi, teknologi reproduksi dan berbagai bidang
lainnya. Para ilmuwan di Roslin Institute di Skotlandia, kloning salinan dari
domba, bernama 'Dolly'. Hewan yang baru dibuat dengan proses rekayasa genetika
yang dikenal sebagai xenographs.
b. Pengobatan
Pada manusia, manfaat yang paling menjanjikan dari
rekayasa genetika adalah terapi gen yang merupakan pengobatan suatu penyakit
dimana gen yang cacat diperbaiki dan diganti atau gen terapeutik diperkenalkan
untuk melawan penyakit. Selama dekade terakhir, banyak penyakit autoimun dan
hati telah diobati menggunakan terapi gen. Penyakit tertentu seperti penyakit
Huntington, ALS dan cystic fibrosis disebabkan oleh gen yang rusak. Ada harapan
bahwa obat untuk penyakit seperti dapat ditemukan dengan baik memasukkan gen
dikoreksi atau memodifikasi gen yang rusak. Akhirnya, harapan adalah untuk
sepenuhnya menghilangkan penyakit genetik dan juga mengobati penyakit
non-genetik dengan terapi gen yang sesuai. Penelitian terbaru di lapangan
memungkinkan untuk memperbaiki atau tumbuh sel-sel otot baru ketika mereka
tidak bekerja atau rusak.
c. Farmasi
Berkat rekayasa genetika, produk farmasi yang
tersedia saat ini jauh lebih unggul dari para pendahulu mereka. Produk-produk
baru yang diciptakan oleh gen tertentu kloning. Beberapa contoh menonjol adalah
insulin bio-rekayasa yang sebelumnya diperoleh dari domba atau sapi dan hormon
pertumbuhan manusia yang sebelumnya diperoleh dari mayat. Obat baru sedang
dilakukan dengan mengubah struktur genetik dari sel tanaman.
d. Kasus Kehamilan
Rekayasa genetika juga merupakan keuntungan bagi
wanita hamil yang dapat memilih untuk memiliki janin mereka diperiksa untuk
cacat genetik. Pemutaran ini dapat membantu orang tua dan dokter mempersiapkan
kedatangan anak yang mungkin memiliki kebutuhan khusus selama atau setelah
melahirkan. Satu manfaat masa depan kemungkinan rekayasa genetika yang sangat
ditunggu-tunggu adalah bahwa janin dengan cacat genetik dapat diobati dengan
terapi genetik bahkan sebelum lahir. Penelitian yang terjadi untuk terapi gen
untuk embrio sebelum ditanamkan ke ibu melalui fertilisasi in-vitro. Istilah
terbaru diciptakan adalah 'Designer Babies' dimana pasangan sebenarnya dapat
memilih fitur dari bayi yang akan dilahirkan.
e. Pertanian
Bidang pertanian juga sangat manfaat dari rekayasa
genetika yang telah meningkatkan kebugaran genetik berbagai spesies tanaman.
Manfaat umum adalah peningkatan efisiensi fotosintesis, meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap salinitas, kekeringan dan virus dan juga mengurangi kebutuhan
tanaman untuk pupuk nitrogen. Penelitian terbaru di Cornell University adalah
untuk memetakan 'Oat' tanaman sehingga nutrisi tambahan dapat ditambahkan ke
urutan dan membuat tanaman lebih sehat. Penelitian serupa dilakukan dengan
'Soya' tanaman juga. Berikut adalah beberapa manfaat rekayasa genetika:
·
Rekayasa genetika bila digunakan pada
mikroorganisme membantu dalam penciptaan obat-obatan baru yang tidak dapat
dibuat dengan cara lain.
·
Rekayasa genetika membantu dalam proses remediasi
bio yang merupakan proses pembersihan limbah dan polusi dengan bantuan
organisme hidup.
·
Rekayasa genetika telah membantu menurunkan
penggunaan secara keseluruhan herbisida dan pestisida.
·
Rekayasa genetika telah membantu dengan produksi
vaksin dan obat lainnya pada tanaman.
·
Rekayasa genetika telah membantu menghasilkan cara
yang lebih cepat dan lebih dapat diprediksi menghasilkan kultivar baru.
Selanjutnya, sifat kultivar yang lebih dikenal hari ini daripada yang pernah
dikenal sebelumnya.
·
Hari ini, rekayasa genetika dapat menghasilkan
pertanian berkelanjutan.
·
Rekayasa genetika telah menghasilkan sangat berguna
keturunan rekayasa genetika yang dapat mentolerir peternakan tanpa penderitaan
apapun.
·
Pada manusia, rekayasa genetika digunakan untuk
mengobati kelainan genetik dan kanker. Hal ini juga membantu dalam memasok
bagian tubuh baru.
·
Meskipun, hal ini belum dilakukan hari ini,
rekayasa genetika memiliki potensi untuk menciptakan jenis baru manusia dengan
banyak sifat menguntungkan.
·
Teknologi mRNA Anti-sense.
·
Rekayasa genetika digunakan dalam bidang
pertambangan untuk mengekstrak elemen yang berguna dari yang mereka benar-benar
tertanam dalam.
·
Urutan bakteri tertentu yang dimanipulasi untuk
mengubah sampah menjadi etanol, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar.[7]
5. Tujuan Rekayasa Genetika
Makhluk hidup tumbuh sebagaimana mestinya karena perintah dari
gen. Maka, sebagai contoh, bakteri E.
Coli mengikuti perintah dalam gennya untuk tumbuh menjadi bentuk seperti
sosis dan membuat protein yang dibutuhkan agar tetap hidup. Dengan mengubah
gen-gen tersebut para ilmuan dapat membuat E.
Coli berlaku tidak sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, jika para ilmuan
menyisipkan sebuah gen untuk insulin manusia, sebuah bakteri E. Coli, bakteri itu akan membuat banyak
insulin, yang mereka ambil dan gunakan.
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara
lain peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam
menyimpan pascapanen, peningkatan kadungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan
penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, virus), toleransi terhadap
pendinginan, penundaan, pematangan buah, kualitas, aroma, dan nutrisi,
perubahan pigmentasi.
Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat
nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan
pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.[8]
6. Dampak Rekayasa
Genetika
a.
Dampak di bidang
ekonomi
Dampak ekonomi
yang tampak adalah paten hasil rekayasa, swastanisasi dan konsentrasi
bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang sangat luas pada
masyarakat. Produk biotektonogi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon
tumbuhan sapi dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan
menggusur peternak kecil.
b.
Dampak di bidang
kesehatan
Produk rekayasa
di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang menimbulkan masalah serius.
Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa menyebabkan 31 orang
meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr diketahui mengandung gen resisten
terhadap antibiotic. Susu sapi yang disuntik dengan hormon DGH disinyalir
mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan.
c.
Dampak di bidang
etika dan moral
Menyisipkan gen
makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius.
Menyisipkan gen makhluk hidup yang lain yang tidak berkerabat dianggap sebagai
pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima manusia. Bahan pangan
transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama
tertentu. Penerapan hak paten pada organisme hasil rekayasa merupakan pemberian
hak pribadi atas organisme. Hal ini bertentangan dengan banyak nilai-nilai
budaya yang menghargai nilai intrinstik makhluk hidup.[9]
7. Penerapan
Rekayasa Genetika
a.
Bidang pertanian
dan bahan pangan
-
Ditemukanya tomat
Flavr Savr yang tahan lama.
-
Ditemukannya sapi
dengan produksi susu meningkat 20%.
-
Ditemukannya kopi
super.
-
Ditemukannya
tanaman berpestisida.
-
Ditemukannya
vaksin penyakit mulut dan kuku.
-
Ditemukannya
jagung dengan protein tinggi.[10]
b.
Bidang kesehatan
dan farmasi
-
Diproduksinya
insulin dengan cepat dan murah.
-
Adanya terapi
genetik.
-
Diproduksinya
interferon.
-
Diproduksinya
beberapa hormon pertumbuhan.[11]
c.
Bidang industri
-
Terciptanya
bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar.
-
Bakteri yang
dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan tidak berbahaya.
-
Bakteri pembuat
aspartanik.
8. Pandangan Islam
mengenai Rekayasa Genetika
Menurut
syara’ hokum Kloning pada tumbuhan dan hewan tidak apa-apa untuk dilakukan dan
termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Dari hal itu memanfaatkan tanaman dan
hewan dalam proses Kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai
penyakit manusia, terutama yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam,
bahkan hukumnya sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula
memproduksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga
sunnah. Imam Ahmad telah meriwayatkan hadits dari Anas RA yang telah berkata,
bahwa Rasulullah SAW berkata:
“Sesungguhnya
Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula
obatnya. Maka berobatlah kalian !”
Imam
Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik RA, yang berkata:
”Aku
pernah bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka
berkata,’Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat ?”
Maka Nabi SAW
menjawab :
“Ya.
Hai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, sebab sesungguhnya Allah Azza wa
Jalla tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya…”
Oleh
karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk memperbaiki kualitas
tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas
hewan seperti sapi, domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan
memanfaatkan proses Kloning untuk mempertinggi produktivitas hewan-hewan
tersebut dan mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai
penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis. Demikianlah hukum syara’
untuk Kloning manusia, tanaman dan hewan.
Kloning
pada manusia haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Dalil-dalil
keharamannya adalah sebagai berikut :
Anak-anak
produk proses Kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami. Padahal
justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan
dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan.
Allah SWT berfirman :
تُمْنَى إِذَا نُطْفَطٍ مِنْ وَالْاُنْثَى الذَّكَرَ الزَّوْجَيْنِ خَلَقَ وَأَنَّهُ
“dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan
laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan.” (QS. An Najm : 45-46).[12]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Rekayasa adalah
sebuah teknologi untuk menciptakan organisme baru dengan ketentuan-ketentuan
genetik yang direncanakan. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen,
yaitu faktor yang menentukan sifat suatu organisme. Rekayasa genetika (Inggris: genetic engineering) dalam
arti paling luas adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia.
2.
Secara garis
besar perkembangan genetika dapat dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum
Mendel, kemudian masa genetika Mendel yang dimulai dengan ditemukannya konsep
gen oleh Mendel, dan yang terakhir ialah periode eksplorasi genetika yang
dimulai dengan berkembangnya teknik molekular. Perkembangan akhir genetika
telah membawa manusia ke era rekayasa
genetik dan bioteknologi.
3.
Macam-macam
rekayasa genetika diantaranya: rekombinasi DNA, teknologi hibridoma (fusi sel)
dan transfer inti (kloning).
4.
Manfaat rekayasa
genetika antara lain dalam bidang farmasi, pengobatan, pertanian, kasus
kehamilan dan kloning.
5.
Rekayasa genetika
pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan produksi,
peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam menyimpan pascapanen,
peningkatan kadungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Rekayasa
genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektifitas kerja mikroba
tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara,
meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan
ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan
obat-obatan dan kosmetika.
6.
Dampak rekayasa
genetika mencakup 3 aspek yaitu dampak dalam bidang ekonomi, kesehatan dan
dampak dalam bidang etika dan moral.
7.
Rekayasa genetika
biasanya diterapkan dalam 3 bidang yaitu bidang pertanian & bahan pangan,
kesehatan & farmasi dan dalam bidang industri.
8.
Menurut syara’ hokum Kloning pada tumbuhan dan hewan
tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya,
sedanglan kloning pada manusia haram menurut hukum Islam dan tidak boleh
dilakukan.
B. SARAN
Diharapkan para pelajar dan umumnya pada kita
semua, untuk mempelajari Rekayasa Genetika untuk menambah khazanah ilmu
pengetahuan. Dan mengetahui peranan Rekayasa Genetika dalam kehidupan. Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami memiliki beberapa saran mengenai Rekayasa
Genetika, sebagai berikut:
·
Rekayasa Genetika sangat berperan dalam peningkatan produksi, peningkatan mutu produk dan
lain – lain, jika dilakukan dengan benar.
·
Masyarakat perlu mengetahui tentang Rekayasa
Genetika dan manfaatnya agar dapat diterapkan dalam kehidupan untuk
meningkatkan kualitas hidup agar tidak terjadi kesalahan mengenai penggunaan
Rekayasa Genetika.
·
Penelitian mengenai Rekayasa Genetika perlu
ditingkatkan lagi agar mendapatkan bibit baru yang lebih unggul dari
sebelumnya.
·
Produk-produk Rekayasa Genetika sebaiknya dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam bidang kesehatan yang
mengandung bahan-bahan kimia agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat yang
menggunakan produk-produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Claybourne, Anna. Pengantar
Gen & DNA. Bandung: Usborne, 2005.
Day, Trevor. Jejak Sejarah SAINS Genetika.
Bandung: Pakar Raya, 2005.
Gadjahnata. Mukjizat
Al-Qur’an & As-Sunnah. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Green, Jen. Makanan Rekayasa Genetika.
Bandung: Sygma Publishing, 2008.
Jusuf, Muhammad. Genetika I
Struktur & Ekspresi Gen. Jakarta: Sagung Seto, 2001.
Priadi, Arif. Biologi. Jakarta Timur: Yudhistira, 2010.
Sel, Biologi. “Rekayasa Genetika”. http://www.biologisel.com/2013/11/rekayasa-genetika.html, (diakses
19 November 2014, jam 13.05 WIB).
Tunas. “Kloning dalam Hukum Islam”. http://8tunas8.wordpress.com/2011/01/14/kloning-dalam-hukum-islam/, (diakses 19 November
2014, jam 13.40 WIB).
Wikipedia.
“Rekayasa Genetika”. http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika, (diakses
19 November 2014, jam 12.16 WIB).
[1] Gadjahnata, Mukjizat Al-Qur’an & As-Sunnah Tentang IPTEK (Jakarta: Gema
Insani Press, 1997), 213.
[2] Muhammad Jusuf, Genetika I Struktur & Ekspresi Gen (Jakarta: Sagung Seto,
2001), 1.
[3] Wikipedia, “Rekayasa Genetika”, http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika, diakses
19 November 2014, jam 12.16 WIB.
[4] Arif Priadi, Biologi (Jakarta Timur: Yudhistira, 2010), 77.
[5] Muhammad Jusuf, Genetika I Struktur & Ekspresi Gen (Jakarta: Sagung Seto,
2001), 1.
[6] Biologi Sel, “Rekayasa Genetika”, http://www.biologisel.com/2013/11/rekayasa-genetika.html, diakses 19 November
2014, jam 13.05 WIB.
[7] Tanri Alim, “Manfaat Rekayasa Genetika”, http://www.biologi-sel.com/2013/05/manfaat-rekayasa-genetika.html, diakses 19 November
2014, jam 13.20 WIB.
[8] Anna Claybourne, Pengantar Gen & DNA (Bandung: Usborne, 2005), 32.
[9] Ibid., 46.
[10] Jen Green, Makanan Rekayasa Genetika, (Bandung: Sygma Publishing, 2008), 6.
[11] Trevor Day, Jejak Sejarah SAINS Genetik, (Bandung: Pakar Raya, 2005), 30.
[12] Tunas, “Kloning dalam Hukum Islam”, http://8tunas8.wordpress.com/2011/01/14/kloning-dalam-hukum-
islam/, diakses 19 November 2014, jam 13.40 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar