Sabtu, 22 Agustus 2015

1. Ilmu Alamiah Dasar - Rekayasa Genetika di Abad Modern





REKAYASA GENETIKA DI ABAD MODERN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar
Dosen pengampu Ilham Mashuri

 
Disusun Oleh:
FADHILA KHUSMA AZIZ                  (931330714)
DIMAS WAHYU ADHAMA P.             (931331714)
MEGA LESTARI                                  (931332414)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI

2014
KATA PENGANTAR

                Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Adapun tujuan dari makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.    Dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, yang telah memberi ilmu dan pengarahan dalam makalah ini.
2.    Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3.    Sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
   Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sebagai balasan atas amal baik dari semua pihak yang telah disebutkan di atas.
Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki, kami mohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan di hati bapak dosen dan juga pembaca. Saran dan kritik sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.




Kediri, 24 September  2014

                 
Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan dalam bidang rekayasa genetika mengalami perkembangan yang luar biasa. Perkembangannya diharapkan mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan baik dari segi sandang, pangan maupun papan yang secara konvensional tidak mampu memberikan kontribusi yang maksimal. Adanya produk hasil rekayasa tanaman memiliki tujuan untuk mengatasi kelaparan, defisiensi nutrisi, peningkatan produktivitas tanaman, ketahanan terhadap cekaman lingkungan yang ekstrem dan lain-lain.
Penerapan rekayasa genetika telah memasuki perangkat terpenting bagi makhluk hidup yakni gen sehingga tumbuhan atau hewan yang dihasilkan dari rekayasa genetika ini diharapkan memiliki sifat-sifat yang unggul, yang berbeda dari tanaman atau hewan aslinya. Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri serta setiap makhluk hidup yang berada di lingkungan kita, kita sebagai manusia tidak hidup autonom dan terinsolir dari makhluk hidup lain di sekitar kita tapi kita menjalin ekosistem dengan mereka. Karena itu karena kita harus mengetahui sifat-sifat menurun dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan.
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.       Bagaimana pengertian dari Rekayasa Genetika?
2.       Bagaimana sejarah Rekayasa Genetika?
3.       Apa saja macam-macam Rekayasa Genetika?
4.       Apa saja manfaat Rekayasa Genetika?
5.       Apakah tujuan dari Rekayasa Genetika?
6.       Bagaimana dampak Rekayasa Genetika dalam kehidupan?
7.       Dalam bidang apa saja penerapan dari Rekayasa Genetika?
8.       Bagaimana pandangan Islam mengenai Rekayasa Genetika?
C.      TUJUAN
1.       Untuk mengetahui pengertian dari Rekayasa Genetika.
2.       Untuk mengetahui sejarah Rekayasa Genetika.
3.       Untuk mengetahui macam-macam Rekayasa Genetika.
4.       Untuk mengetahui manfaat dari Rekayasa Genetika.
5.       Untuk mengetahui tujuan dari adanya Rekayasa Genetika.
6.       Untuk mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari Rekayasa Genetika.
7.       Untuk mengetahui berbagai bidang penerapan dari Rekayasa Genetika.
8.       Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap Rekayasa Genetika.


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Rekayasa Genetika
Menurut Weismann, seorang ilmuan biologi dalam rekayasa genetika, yang dimaksud rekayasa adalah sebuah teknologi untuk menciptakan organisme baru dengan ketentuan-ketentuan genetik yang direncanakan. Tujuan teknologi ini adalah untuk memindahkan gen-gen yang baik sehingga diperoleh spesies yang kita inginkan, seperti tahan terhadap penyakit tertentu, dan sebagainya.[1]
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu faktor yang menentukan sifat suatu organisme. Proses kehidupan secara biologi merupakan proses metabolisme yang berlangsung di dalam sel. Di dalam genetika dipelajari struktur, proses pembentukan dan pewarisan gen, serta mekanisme ekspresinya dalam pengendalian sifat organisme. Di dalam genetika juga dipelajari perubahan struktur atau mutasi gen dan pengaruh terhadap keragaman hayati.[2]
Rekayasa genetika (Inggris: genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.[3]

2.      Sejarah Rekayasa Genetika
Hukum tentang hereditas baru ditemukan pada tahun 1900, yaitu berdasarkan rumusan hipotesis yang dikemukakan oleh Gregor Mendel (1882-1884), seorang biarawan Autria. Mendel dianggap berjasa besar dalam mengembangkan prinsip-prinsip dasar genetika modern sehingga ia dikenal sebagai Bapak Genetika.
Mendel melakukan eksperimen persilangan tanaman kacang ercis (Pisium sativum). Eksperimen tersebut ia lakukan sejak tahun 1857 hingga 1865. Berdasarkan eksperimen Mendel menyusun suatu rumusan tentang hereditas, meskipun saat itu belum diterima di masyarakat. Namun, setelah bermunculannya temuan-temuan baru, seperti temuan asam nukleat (1870), kromosom sebagai pembawa faktor genetika (1883), dan meiosis (1887), temuan tentang hereditas oleh Mendel barulah diterima. Artinya, temuan Mendel tersebut baru diakui setelah 16 tahun setelah kematiannya.[4]
Secara garis besar perkembangan genetika dapat dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum Mendel, kemudian masa genetika Mendel yang dimulai dengan ditemukannya konsep gen oleh Mendel, dan yang terakhir ialah periode eksplorasi genetika yang dimulai dengan berkembangnya teknik molekular. Perkembangan akhir genetika telah membawa manusia ke era  rekayasa genetik dan bioteknologi.[5]

3.      Macam-macam Rekayasa Genetika
Ada beberapa macam rekayasa genetika di antaranya adalah rekombinasi DNA, fusi sel, dan transfer inti.
a.    Rekombinasi DNA
Hal yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk hidup adalah jika terjadi proses reproduksi secara seksual yang normal, maka akan terjadi pemisahan dan penggabungan kembali molekul-molekul DNA dari kromosom. Teknik pemisahan dan penggabungan ini dijadikan oleh ilmuwan untuk lebih dikembangkan. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai struktur DNA yang sama, untuk itulah DNA dari satu spesies dapat disambungkan dengan DNA dari spesies yang lain, dengan tujuan agar mendapatkan sifat yang baru. Proses penyambungan ini dikenal dengan nama rekombinasi DNA dalam rekayasa genetika.
Berikut ini produk-produk yang telah berhasil dalam rekombinasi gen:
1)     Pembuatan Insulin
Saat ini banyak sekali orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Penderita diabetes akan mengalami kekurangan hormone insulin. Para ilmuwan telah berhasil mengatasi penyakit ini dengan cara gen penghasil insulin manusia diambil dari DNA sel manusia, yaitu dengan memotong DNA sel manusia dengan menggunakan enzim pemotong. Gen yang menghasilkan insulin ini akan disambungkan pada plasmid bakteri Escherichia coli. Hasil sambungan ini kemudian dimasukkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut sudah mengandung gen insulin manusia.
Spesies ini dipelihara dalam tempat yang khusus untuk dikembangbiakkan dengan tujuan agar dapat memproduksi insulin manusia. Selanjutnya, produk tersebut ditampung sebagai obat bagi penderita diabtes mellitus.
Rekombinasi gen dalam pembuatan insulin ini memiliki keunggulan, yaitu insulin yang dihasilkan lebih murni karena mengandung protein manusia sehingga insulin ini bisa diterima oleh tubuh manusia, biaya lebih murah dibandingkan dengan pembuatan insulin menggunakan gen pankreas hewan, prosesnya dapat dihentikan sampai kapan pun karena bakteri dapat disimpan sampai diperlukan lagi.
2)     Pembuatan Vaksin Hepatitis
Saat ini vaksin hepatitis sudah tersedia, sehingga anak-anak maupun orang dewasa dianjurkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis. Hepatitis merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus terdiri atas selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung protein ini dimasukkan dalam tubuh manusia, maka tubuh akan membentuk antibodi sehingga tubuh dapat menangkal virus yang masuk.
Saat ini sudah berhasil diisolasi gen yang menghasilkan selubung protein tanpa menghasilkan DNA-nya. Caranya hampir sama dengan pembuatan insulin, yaitu gen tersebut dimasukkan ke dalam sel ragi Saccharomyces sehingga sel ragi ini akan menghasilkan protein virus yang tidak berbahaya bagi tubuh kita. Jika protein tersebut disuntikkan ke dalam tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi, akibatnya orang yang disuntik akan kebal dari serangan virus hepatitis.
b.   Teknologi Hibridoma (Fusi Sel)
Teknologi hibridoma dikenal dengan fusi sel merupakan proses rekayasa genetika, yaitu peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua sel asli. Sel yang dihasilkan dari fusi ini dinamakan hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker).
Hibridoma ini sering digunakan untuk memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Apabila sel-sel sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini akan menghasilkan protein yang sangat baik. Misalnya, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tes kehamilan, dan mengobati kanker.
Berikut ini contoh dari keberhasilan dari fusi sel :
1)     Fusi Sel Manusia dengan Sel Tikus
Sel limfosit manusia mampu menghasilkan antibodi, tetapi jika dikultur dan dipelihara proses pembelahannya sangat lambat.
Sel manusia tersebut difusikan dengan sel kanker tikus dengan tujuan dapat membelah dengan cepat karena sel tikus mengandung mieloma yang mempunyai kemampuan untuk membelah dengan cepat. Hibridoma yang terbentuk akan mendapatkan antibodi (sifat sel manusia) dan mampu untuk membelah dengan cepat (sifat sel kanker tikus).
2)     Fusi Sel Tomat dan Kentang
Fusi sel tumbuhan sering disebut dengan fusi protoplasma karena dalam fusi sel antartumbuhan ini dinding sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa harus dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu, maka tinggallah protoplasma untuk difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman baru yang berbuah tomat dan berumbi kentang.
c.    Transfer Inti (Kloning)
Transfer inti merupakan salah satu proses rekayasa genetika yang memindahkan inti sel tubuh ke dalam sel telur tanpa inti, sehingga sel telur tersebut akan membelah diri dan menjadi embrio. Transfer inti sebenarnya adalah kloning inti. Transfer inti pertama kali dilakukan oleh John Guardon yang dicobakan pada katak. Pada mulanya ovum pada katak dirusak intinya dengan radiasi, kemudian dimasukkan sel inti tubuh lainnya, yaitu sel somatik usus katak lainnya, maka akan tumbuh zigot baru dan akan tumbuh menjadi katak. Proses ini merupakan reproduksi paraseksual karena bukan merupakan reproduksi seksual dan aseksual.
Keberhasilan transfer inti adalah dilakukannya kloning domba ‘Dolly’. Inti sel tubuh yang diambil dari jaringan kelenjar susu domba bermuka putih, sedangkan ovumnya diambilkan dari domba betina yang bermuka hitam yang intinya telah dirusak sehingga menjadi ovum tak berinti. Selanjutnya, inti sel tubuh domba muka putih dimasukkan ke dalam ovum domba muka hitam dan dipelihara sampai mencapai tahap blastula, kemudian dimasukkan ke dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya akan lahirlah domba Dolly.[6]

4.      Manfaat Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika dalam bentuk yang sekarang telah sekitar selama sekitar 25 tahun. Hal ini juga menjadi topik yang sangat diperdebatkan secara luas dari awal tahun 1970-an. Ada banyak konsekuensi sosial yang berkaitan dengan rekayasa genetika, yang membuat keseluruhan risiko atau penilaian manfaat yang sangat rumit. Manfaat rekayasa genetika di bidang masing-masing disebutkan di bawah ini:
a.      Kloning Manusia
Hampir setiap hari, ilmuwan membuat terobosan baru di bidang rekayasa manusia. Mamalia telah berhasil dikloning dan proyek genom manusia telah selesai. Hal ini mendorong para ilmuwan di seluruh dunia untuk penelitian berbagai aspek yang berbeda dari rekayasa genetika manusia. Penelitian-penelitian telah memungkinkan pemahaman yang lebih baik DNA dan perannya dalam kedokteran, farmakologi, teknologi reproduksi dan berbagai bidang lainnya. Para ilmuwan di Roslin Institute di Skotlandia, kloning salinan dari domba, bernama 'Dolly'. Hewan yang baru dibuat dengan proses rekayasa genetika yang dikenal sebagai xenographs.
b.      Pengobatan
Pada manusia, manfaat yang paling menjanjikan dari rekayasa genetika adalah terapi gen yang merupakan pengobatan suatu penyakit dimana gen yang cacat diperbaiki dan diganti atau gen terapeutik diperkenalkan untuk melawan penyakit. Selama dekade terakhir, banyak penyakit autoimun dan hati telah diobati menggunakan terapi gen. Penyakit tertentu seperti penyakit Huntington, ALS dan cystic fibrosis disebabkan oleh gen yang rusak. Ada harapan bahwa obat untuk penyakit seperti dapat ditemukan dengan baik memasukkan gen dikoreksi atau memodifikasi gen yang rusak. Akhirnya, harapan adalah untuk sepenuhnya menghilangkan penyakit genetik dan juga mengobati penyakit non-genetik dengan terapi gen yang sesuai. Penelitian terbaru di lapangan memungkinkan untuk memperbaiki atau tumbuh sel-sel otot baru ketika mereka tidak bekerja atau rusak.
c.       Farmasi
Berkat rekayasa genetika, produk farmasi yang tersedia saat ini jauh lebih unggul dari para pendahulu mereka. Produk-produk baru yang diciptakan oleh gen tertentu kloning. Beberapa contoh menonjol adalah insulin bio-rekayasa yang sebelumnya diperoleh dari domba atau sapi dan hormon pertumbuhan manusia yang sebelumnya diperoleh dari mayat. Obat baru sedang dilakukan dengan mengubah struktur genetik dari sel tanaman.
d.      Kasus Kehamilan
Rekayasa genetika juga merupakan keuntungan bagi wanita hamil yang dapat memilih untuk memiliki janin mereka diperiksa untuk cacat genetik. Pemutaran ini dapat membantu orang tua dan dokter mempersiapkan kedatangan anak yang mungkin memiliki kebutuhan khusus selama atau setelah melahirkan. Satu manfaat masa depan kemungkinan rekayasa genetika yang sangat ditunggu-tunggu adalah bahwa janin dengan cacat genetik dapat diobati dengan terapi genetik bahkan sebelum lahir. Penelitian yang terjadi untuk terapi gen untuk embrio sebelum ditanamkan ke ibu melalui fertilisasi in-vitro. Istilah terbaru diciptakan adalah 'Designer Babies' dimana pasangan sebenarnya dapat memilih fitur dari bayi yang akan dilahirkan.
e.      Pertanian
Bidang pertanian juga sangat manfaat dari rekayasa genetika yang telah meningkatkan kebugaran genetik berbagai spesies tanaman. Manfaat umum adalah peningkatan efisiensi fotosintesis, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap salinitas, kekeringan dan virus dan juga mengurangi kebutuhan tanaman untuk pupuk nitrogen. Penelitian terbaru di Cornell University adalah untuk memetakan 'Oat' tanaman sehingga nutrisi tambahan dapat ditambahkan ke urutan dan membuat tanaman lebih sehat. Penelitian serupa dilakukan dengan 'Soya' tanaman juga. Berikut adalah beberapa manfaat rekayasa genetika:
·       Rekayasa genetika bila digunakan pada mikroorganisme membantu dalam penciptaan obat-obatan baru yang tidak dapat dibuat dengan cara lain.
·       Rekayasa genetika membantu dalam proses remediasi bio yang merupakan proses pembersihan limbah dan polusi dengan bantuan organisme hidup.
·       Rekayasa genetika telah membantu menurunkan penggunaan secara keseluruhan herbisida dan pestisida.
·       Rekayasa genetika telah membantu dengan produksi vaksin dan obat lainnya pada tanaman.
·       Rekayasa genetika telah membantu menghasilkan cara yang lebih cepat dan lebih dapat diprediksi menghasilkan kultivar baru. Selanjutnya, sifat kultivar yang lebih dikenal hari ini daripada yang pernah dikenal sebelumnya.
·       Hari ini, rekayasa genetika dapat menghasilkan pertanian berkelanjutan.
·       Rekayasa genetika telah menghasilkan sangat berguna keturunan rekayasa genetika yang dapat mentolerir peternakan tanpa penderitaan apapun.
·       Pada manusia, rekayasa genetika digunakan untuk mengobati kelainan genetik dan kanker. Hal ini juga membantu dalam memasok bagian tubuh baru.
·       Meskipun, hal ini belum dilakukan hari ini, rekayasa genetika memiliki potensi untuk menciptakan jenis baru manusia dengan banyak sifat menguntungkan.
·       Teknologi mRNA Anti-sense.
·       Rekayasa genetika digunakan dalam bidang pertambangan untuk mengekstrak elemen yang berguna dari yang mereka benar-benar tertanam dalam.
·       Urutan bakteri tertentu yang dimanipulasi untuk mengubah sampah menjadi etanol, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar.[7]

5.      Tujuan  Rekayasa Genetika
Makhluk hidup tumbuh sebagaimana mestinya karena perintah dari gen. Maka, sebagai contoh, bakteri E. Coli mengikuti perintah dalam gennya untuk tumbuh menjadi bentuk seperti sosis dan membuat protein yang dibutuhkan agar tetap hidup. Dengan mengubah gen-gen tersebut para ilmuan dapat membuat E. Coli berlaku tidak sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, jika para ilmuan menyisipkan sebuah gen untuk insulin manusia, sebuah bakteri E. Coli, bakteri itu akan membuat banyak insulin, yang mereka ambil dan gunakan.
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam menyimpan pascapanen, peningkatan kadungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, virus), toleransi terhadap pendinginan, penundaan, pematangan buah, kualitas, aroma, dan nutrisi, perubahan pigmentasi.
Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektifitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.[8]

6.      Dampak Rekayasa Genetika
a.       Dampak di bidang ekonomi
Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa, swastanisasi dan konsentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang sangat luas pada masyarakat. Produk biotektonogi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon tumbuhan sapi dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggusur peternak kecil.
b.       Dampak di bidang kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang menimbulkan masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotic. Susu sapi yang disuntik dengan hormon DGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan.
c.       Dampak di bidang etika dan moral
Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen makhluk hidup yang lain yang tidak berkerabat dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima manusia. Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Penerapan hak paten pada organisme hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas organisme. Hal ini bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinstik makhluk hidup.[9]

7.      Penerapan Rekayasa Genetika
a.       Bidang pertanian dan bahan pangan
-          Ditemukanya tomat Flavr Savr yang tahan lama.
-          Ditemukannya sapi dengan produksi susu meningkat 20%.
-          Ditemukannya kopi super.
-          Ditemukannya tanaman berpestisida.
-          Ditemukannya vaksin penyakit mulut dan kuku.
-          Ditemukannya jagung dengan protein tinggi.[10]
b.       Bidang kesehatan dan farmasi
-          Diproduksinya insulin dengan cepat dan murah.
-          Adanya terapi genetik.
-          Diproduksinya interferon.
-          Diproduksinya beberapa hormon pertumbuhan.[11]
c.       Bidang industri
-          Terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar.
-          Bakteri yang dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan tidak berbahaya.
-          Bakteri pembuat aspartanik.

8.      Pandangan Islam mengenai Rekayasa Genetika
Menurut syara’ hokum Kloning pada tumbuhan dan hewan tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Dari hal itu memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses Kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia, terutama yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula mempro­duksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah. Imam Ahmad telah meriwayatkan hadits dari Anas RA yang telah berkata, bahwa Rasulullah SAW berka­ta:
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian !”
Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik RA, yang berkata:
”Aku pernah bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka berkata,’Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat ?”
Maka Nabi SAW menjawab :
“Ya. Hai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, sebab sesung­guhnya Allah Azza wa Jalla tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya…”
Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan mempertinggi produk­tivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti sapi, domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk  mempertinggi produktivi­tas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis. Demikianlah hukum syara’ untuk Kloning manusia, tanaman dan hewan.
Kloning pada manusia haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Dalil-dalil keharamannya adalah sebagai berikut :
Anak-anak produk proses Kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Allah SWT berfirman :
تُمْنَى إِذَا نُطْفَطٍ مِنْ وَالْاُنْثَى الذَّكَرَ الزَّوْجَيْنِ خَلَقَ وَأَنَّهُ
“dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan.” (QS. An Najm : 45-46).[12]


BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
1.       Rekayasa adalah sebuah teknologi untuk menciptakan organisme baru dengan ketentuan-ketentuan genetik yang direncanakan. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu faktor yang menentukan sifat suatu organisme. Rekayasa genetika (Inggris: genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia.
2.       Secara garis besar perkembangan genetika dapat dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum Mendel, kemudian masa genetika Mendel yang dimulai dengan ditemukannya konsep gen oleh Mendel, dan yang terakhir ialah periode eksplorasi genetika yang dimulai dengan berkembangnya teknik molekular. Perkembangan akhir genetika telah membawa manusia ke era  rekayasa genetik dan bioteknologi.
3.       Macam-macam rekayasa genetika diantaranya: rekombinasi DNA, teknologi hibridoma (fusi sel) dan transfer inti (kloning).
4.       Manfaat rekayasa genetika antara lain dalam bidang farmasi, pengobatan, pertanian, kasus kehamilan dan kloning.
5.       Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam menyimpan pascapanen, peningkatan kadungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektifitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.
6.       Dampak rekayasa genetika mencakup 3 aspek yaitu dampak dalam bidang ekonomi, kesehatan dan dampak dalam bidang etika dan moral.
7.       Rekayasa genetika biasanya diterapkan dalam 3 bidang yaitu bidang pertanian & bahan pangan, kesehatan & farmasi dan dalam bidang industri.
8.       Menurut syara’ hokum Kloning pada tumbuhan dan hewan tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya, sedanglan kloning pada manusia haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan.

B.     SARAN
Diharapkan para pelajar dan umumnya pada kita semua, untuk mempelajari Rekayasa Genetika untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan. Dan mengetahui peranan Rekayasa Genetika dalam kehidupan. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami memiliki beberapa saran mengenai Rekayasa Genetika, sebagai berikut:
·           Rekayasa Genetika sangat berperan dalam peningkatan produksi, peningkatan mutu produk dan lain – lain, jika dilakukan dengan benar.
·           Masyarakat perlu mengetahui tentang Rekayasa Genetika dan manfaatnya agar dapat diterapkan dalam kehidupan untuk meningkatkan kualitas hidup agar tidak terjadi kesalahan mengenai penggunaan Rekayasa Genetika.
·           Penelitian mengenai Rekayasa Genetika perlu ditingkatkan lagi agar mendapatkan bibit baru yang lebih unggul dari sebelumnya.
·           Produk-produk Rekayasa Genetika sebaiknya dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam bidang kesehatan yang mengandung bahan-bahan kimia agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat yang menggunakan produk-produk tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Claybourne, Anna. Pengantar Gen & DNA. Bandung: Usborne, 2005.
Day, Trevor. Jejak Sejarah SAINS Genetika. Bandung: Pakar Raya, 2005.
Gadjahnata. Mukjizat Al-Qur’an & As-Sunnah. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Green, Jen. Makanan Rekayasa Genetika. Bandung: Sygma Publishing, 2008.
Jusuf, Muhammad. Genetika I Struktur & Ekspresi Gen. Jakarta: Sagung Seto, 2001.
Priadi, Arif. Biologi. Jakarta Timur: Yudhistira, 2010.
Sel, Biologi. “Rekayasa Genetika”. http://www.biologisel.com/2013/11/rekayasa-genetika.html, (diakses 19 November  2014, jam 13.05  WIB).
Tunas. “Kloning dalam Hukum Islam”. http://8tunas8.wordpress.com/2011/01/14/kloning-dalam-hukum-islam/, (diakses 19 November  2014, jam 13.40  WIB).
Wikipedia. “Rekayasa Genetika”. http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika, (diakses 19 November  2014, jam 12.16  WIB).




[1] Gadjahnata, Mukjizat Al-Qur’an & As-Sunnah Tentang IPTEK (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), 213.
[2] Muhammad Jusuf, Genetika I Struktur & Ekspresi Gen (Jakarta: Sagung Seto, 2001), 1.
[3] Wikipedia, “Rekayasa Genetika”, http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika, diakses 19 November  2014, jam 12.16  WIB.
[4] Arif Priadi, Biologi (Jakarta Timur: Yudhistira, 2010), 77.
[5] Muhammad Jusuf, Genetika I Struktur & Ekspresi Gen (Jakarta: Sagung Seto, 2001), 1.
[6] Biologi Sel, “Rekayasa Genetika”, http://www.biologisel.com/2013/11/rekayasa-genetika.html, diakses 19 November  2014, jam 13.05  WIB.
[7] Tanri Alim, “Manfaat Rekayasa Genetika”, http://www.biologi-sel.com/2013/05/manfaat-rekayasa-genetika.html, diakses 19 November  2014, jam 13.20  WIB.
[8] Anna Claybourne, Pengantar Gen & DNA (Bandung: Usborne, 2005), 32.
[9] Ibid., 46.
[10] Jen Green, Makanan Rekayasa Genetika, (Bandung: Sygma Publishing, 2008), 6.
[11] Trevor Day, Jejak Sejarah SAINS Genetik, (Bandung: Pakar Raya, 2005), 30.
[12] Tunas, “Kloning dalam Hukum Islam”, http://8tunas8.wordpress.com/2011/01/14/kloning-dalam-hukum- islam/, diakses 19 November  2014, jam 13.40  WIB.

0 komentar:

Posting Komentar